Monday, December 26, 2011

Cara Mengurangi Kematian Ibu Dan Bayi


Angka kematian ibu masih sangat tinggi, terutama di daerah terpencil. Demikian kata Menteri Peberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari Gumelar saat ditemui di White Ribbon Alliance Lokakarya di Grand Bali Beach Sanur, Denpasar, Bali, Senin 11 Juli, 2011.

Dalam rangka untuk menguranginya, kata Linda, pemerintah akan berusaha untuk memaksimalkan menjamin pengiriman untuk mengurangi risiko kematian ibu. Hal ini terutama bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil dan pulau-pulau terluar Indonesia.

"Meskipun secara nasional jumlah kematian ibu terus menurun akibat melahirkan, tetapi di daerah terpencil, angka tersebut masih sangat tinggi," katanya.

Penyebabnya macam-macam, mulai dari kurangnya fasilitas medis untuk kedangkalan pengetahuan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kelahiran pertolongan pertama, kesehatan reproduksi, pernikahan dini juga.

Sampai saat ini, pemerintah terus melakukan upaya untuk mengurangi kematian akibat melahirkan. Beberapa program yang dilaksanakan, termasuk Jamkesmas, Gerakan Ibu Homoseksual, Alert Suami Gerakan (Inter siap bertemu), dan kampanye ASI eksklusif.

Aplikasi untuk menyusui penuh akan lebih diintensifkan di daerah terpencil. "Karena kematian ibu dan kematian bayi tidak hanya hanya masalah kesehatan, tetapi juga terkait dengan faktor gizi, daerah terpencil transportasi, pendidikan dan sebagainya," katanya.

Pemerintah juga terlibat dalam memberikan pendidikan dan pelatihan Kematian Ibu Dan Bayitentang pengetahuan reproduksi, terutama untuk masyarakat di daerah terpencil. Reproduksi pendidikan dianggap sangat penting karena efektif untuk mengurangi kematian ibu dan kematian bayi.

0 komentar:

Post a Comment